Kegiatan Sepanggar Berpantun: Menguatkan Hubungan Budaya Dua Negara Lewat Pantun

admin
4 Min Read

Perpustakaan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) bekerja sama dengan Ikatan Penulis Sabah (IPS) dan Ekstrakurikuler Pustakawan SIKK sukses menggelar acara bertajuk “Sepanggar Berpantun.” Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (19/10) ini dihadiri oleh 15 siswa anggota Ekstrakurikuler Pustakawan SIKK, serta lima siswa terpilih dari SMK Tebobon, Sabah, Malaysia, sebagai wujud kolaborasi budaya dua negara.

“Sepanggar Berpantun” bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berpantun, sekaligus menumbuhkan kecintaan mereka terhadap sastra Melayu lama. Kegiatan ini juga menonjolkan pengenalan teknologi AI (Artificial Intelligence) dalam proses pembuatan pantun, yang diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan kreativitas mereka di bidang sastra.

Selain siswa, kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan guru dari SMK Tebobon, anggota Ikatan Penulis Sabah, dan dua pembicara utama, yaitu Awang Abdul Muizz Awang Marusin dan Hj. Fauziah Moksin, yang memberikan pandangan berharga tentang dunia pantun dan teknik penyusunannya.

Baca Juga: Sepanggar Membaca

Awang Abdul Muizz, sebagai pembicara pertama, memperkenalkan aplikasi AI yang dapat membantu para siswa dalam menyusun pantun. AI yang diperkenalkan berasal dari situs www.aipantun.com yang dikembangkan oleh seorang developer asal Singapura bekerja sama dengan Komunitas Balai Pantun ASEAN.

Aplikasi AI Pantun ini dirancang untuk memaksimalkan kualitas pantun yang dibuat oleh peserta bengkel “Sepanggar Berpantun,” sehingga karya mereka dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi dan dikirim ke Komunitas Balai Pantun ASEAN. Menurut Awang Abdul Muizz, penggunaan teknologi ini diharapkan dapat merangsang daya kreativitas siswa dalam melestarikan pantun sebagai warisan budaya.

Sebagai pembicara kedua, Hj. Fauziah Moksin berbagi tentang teknik-teknik dasar yang perlu dikuasai siswa ketika mengikuti lomba pantun. Ia memberikan panduan penting tentang bagaimana menciptakan pantun yang menarik dan berdampak kuat, dengan tetap mempertahankan ciri khas pantun tradisional.

Baca Juga: Mobil Pintar Aktif Lagi

Tak hanya penyampaian materi dari para narasumber, acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan musikalisasi pantun dari Jerico, seorang siswa SIKK yang berhasil menyulap kompilasi pantun karya peserta lainnya menjadi sebuah lagu yang memukau. Penampilan Jerico tersebut berhasil memikat para hadirin dan menunjukkan betapa pantun dapat diapresiasi dalam bentuk seni yang lebih luas.

Dadan Maulana Ramdhan, S.Pd., kepala Perpustakaan SIKK sekaligus penanggung jawab acara, berharap bahwa kegiatan seperti “Sepanggar Berpantun” ini dapat melestarikan kekayaan budaya Melayu lama, khususnya pantun. “Kami berharap, melalui acara ini, pantun tidak hanya tetap hidup sebagai bentuk seni tradisional, tetapi juga menjadi warisan budaya bersama yang menghubungkan dua negara, Indonesia dan Malaysia,” ujarnya.

Dengan suksesnya pelaksanaan kegiatan ini, tampak jelas bahwa kolaborasi budaya seperti “Sepanggar Berpantun” tidak hanya memperkuat hubungan antar pelajar dari kedua negara, tetapi juga memperkaya pemahaman mereka akan pentingnya melestarikan warisan sastra seperti pantun di tengah kemajuan teknologi.

Baca Juga: Bengkel Sastra

Sepanggar Berpantun menjadi bukti bahwa seni tradisional seperti pantun masih relevan di kalangan generasi muda. Melalui perpaduan teknologi dan tradisi, acara ini mengajarkan bahwa budaya Melayu lama dapat terus hidup dan berkembang dalam bentuk yang modern. Ini merupakan langkah penting dalam membangun jembatan budaya antara Indonesia dan Malaysia, serta mendorong kolaborasi budaya yang lebih erat di masa depan.(*)

 

(Sumber: https://www.nongkrong.co/apresiasi/43113786116/kegiatan-sepanggar-berpantun-menguatkan-hubungan-budaya-dua-negara-lewat-pantun)

Share This Article
Leave a comment