Perpustakaan SIKK – Sebanyak 69 orang siswa dan guru Sekolah Indonesia Kota Kinabalu menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul “Kemalam” pada Januari 2025. Seluruh orang yang terlibat tersebut kompak menyumbangkan puisi-puisi terbaiknya dalam satu buku yang sama.
Siswa-siswi yang terlibat dalam buku tersebut merupakan siswa-siswi pegiat literasi di Perpustakaan SIKK. Sebelum menjadi buku, semua pihak yang terlibat telah melalui proses yang panjang. Mereka melakukan workshop penulisan puisi bersama para sastrawan terkemuka dari Indonesia dan lalu menuliskan setidaknya satu puisi terbaiknya untuk dimuat dalam buku tersebut.
Hal ini diakui benar oleh Dadan Maulana Ramdhan selaku penyelenggara yang mengaku proses penerbitan buku bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan.
“Kami harus melalui proses yang panjang. Dari mulai melatih siswa, menulis, sampai dengan proses penyusunan bukunya sendiri seperti layout dan editing yang cukup memakan waktu. Oleh karena itu, kami bangga dapat menerbitkan buku ini di tahun 2025 ini,” ujarnya.
Hal yang sama diakui oleh kurator Buku Puisi tersebut yaitu Panji Pratama yang harus menyeleksi lebih dari 100 orang untuk dipilih menjadi 69 orang saja. Adapun rinciannya adalah 65 orang siswa dan 4 orang guru.
“Siswa-siswi dipilih dari karya yang sudah dikirimkan kepada penyelenggara. Kemudian, puisi tersebut dicek sisi plagiarisme dan kesesuaian dengan tema yang disyaratkan. Alhamdulillah melalui proses panjang sekitar 1 tahun, buku ini pun akhirnya terbit,” jelasnya.
Buku Antologi Puisi Siswa dan Guru ini mempunyai tema yang sama yaitu tentang Kerinduan. Meskipun, topik mengenai Kerinduan itu universal dan dinamis, tetapi pada buku Antologi Puisi Siswa dan Guru berjudul “Kemalam” ini, hampir semua penulis sepakat menerjemahkan kerinduan terhadap pengalaman religi mereka atau berkaitan dengan kerinduan terhadap Tuhan. Hal itu bukti bahwa puisi berjenis mistisme masih menjadi pilihan banyak penyair untuk meluapkan isi hati dan pikirannya.
Meskipun kompleks dan penuh perjuangan, Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Sahyuddin, S.Pd., MA TESOL sangat mengapresiasi pencapaian di awal tahun 2025 tersebut. Menurutnya, kekompakan siswa dan guru dalam menerbitkan buku ini merupakan bukti bahwa gerakan literasi di SIKK sangat baik dan unggul.
“Hal tersebut tentunya memberikan arti yang sangat mendalam bagi eksistensi Sekolah Indonesia Kota Kinabalu dan seluruh civitas akademikanya khususnya di Kota Kinabalu dan juga di Malaysia. Sebagai salah satu lembaga dari Pemerintah Indonesia, keberadaan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu tentunya semakin penting dalam memberi ruang ekspresi bagi siswa, khususnya anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang mana hal tersebut tentunya akan memberikan rasa percaya diri dan juga menjadi inspirasi bagi siswa-siswi yang lain,” pungkasnya.
Di lain sisi, buku “Kemalam” ini juga merupakan sebuah pencapaian diplomasi budaya yang sukses. Hal itu dikarenakan buku ini terbit di bawah naungan Penerbit Ikatan Penulis Sabah yang notabene adalah penerbit dari Malaysia. Tuan Awang Abdul Muizz bin Haji Awang Marusin, selaku Ketua I Ikatan Penulis Sabah mengaku bahwa kerja sama ini merupakan gagasan hubungan Indonesia-Malaysia dalam bidang Sastra dan Bahasa.
“Malaysia pada tahun 2025 ini akan menjadi pengerusi ASEAN 2025. Sehingga buku ini menjadi bukti dalam menjayakan komuniti sosiobudaya ASEAN,” ujarnya.
Di lain sisi, siswa-siswi yang terlibat dalam penerbitan buku ini merasa bangga. Mereka berharap pengalaman ini bisa menjadi portofolio yang baik bagi karier mereka di jenjang yang lebih tinggi. Apalagi siswa-siswi yang terlibat tidak hanya siswa SMA saja, tetapi juga melibatkan siswa SMP dan SMK.
“Saya sebagai siswa kelas XII tahun 2025 ini tentu saja bangga terlibat proyek penerbitan buku ini. Harapannya buku Kemalam ini dapat membantu saya untuk diajukan mendapatkan beasiswa perguruan tinggi nanti,” ujar Jilan, salah satu siswa SMA yang menulis puisi berjudul “Serigala yang Lapar”.(*)